Rabu, 06 April 2016

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI PENYAKIT HIPERTENSI


1.   Jenis Penyakit : Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Pada pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh dua angka.
Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Bila tekanan  darah 120/80 mmHg maka dikatakan  normal.
Sedangkan pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas.
Menurut Sudabutar, RP dan Wiguna P (1990) bahwa Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah (hasil perkalian antara curah jantung dan resistensi perifer), di mana seseorang dapat dikatakan menderita hipertensi bila tekanan systole sama atau lebih dari 130 mmHg dan tekanan diastole sama atau lebih dari 90 mmHg. Tingginya tekanan systole berhubungan dengan besarnya curah jantung sedangkan tingginya tekanan diastole berhubungan dengan besarnya resistensi perifer dapat meningkatkan tekanan darah (Prodjosudjadi, W, 2000).
Hipertensi dipengaruhi oleh adanya interaksi dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Meskipun awalnya tergantung dari faktor keturunan. Dalam perjalanannya menuju masa dewasa, banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti makanan dan faktor stres. Pada stadium dini hipertensi sering tidak memberikan gejala apapun, sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah menderita hipertensi. Sedangkan pada golongan yang menyadari dapat merasakan adanya gejala berupa sakit kepala, mimisan, pusing, mudah marah, telinga berdenging, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang dan sukar tidur sebagai gejala yang banyak dijumpai (Budiman, H,1999).

Gejala umum yang mungkin terjadi pada orang dengan tekanan darah
tinggi meliputi:
·     Sakit kepala saat bangun tidur yang kemudian menghilang setelah beberapa jam.
·         Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.
·         Mudah lelah, lesu, Impoten.
·         Telinga berdenging.
·         Detak jantung berdebar cepat.
·         Pandangan agak kabur, susah tidur, sakit pinggang, dan mudah menjadi marah.
Menurut WHO (1999) membagi Hipertensi menjadi rendah, sedang, tinggi, dan tinggi sekali, klasifikasi ini digunakan untuk pedoman pengobatan juga diklasifikasikan berdasarkan penyebab, menurut tingkat klinik, luasnya kerusakan organ tubuh, dan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik (Sadan K, 1994). Menurut Kaplan yang dikutip oleh Sidabutar, RP dan Wiguna, P, 1990). Hipertensi dibedakan berdasarkan umur dan jenis kelamin yaitu:
a.    Laki-Iaki umur < 45 tahun bila tekanan darah > 130/90 mmHg
b.    Laki-laki umur > 45 tahun bila tekanan darah >145/95 mmHg
c.    Perempuan bila tekanan darah > 160/95 mmHg

2.   Gambar Model Hubungan Penyebab dan Penyakit Hipertensi (Segitiga Epidemiologi/Model Ekologi)



Gambar 1. Segitiga Epidemiologi dalam keadaan setimbang (sehat)




Gambar 2.  Ketidakseimbangan Agen, Pejamu dan Lingkungan
 (Sakit Hipertensi)



3.   Analisa Hubungan Penyebab dan Penyakit Hipertensi
Berdasarkan gambar segitiga epidemiologi penyakit hipertensi diatas, maka penyakit Hipertensi terjadi karena interaksi antara agen penyakit, pejamu (manusia) dan lingkungan. Yaitu,  Suatu keadaan saling mempengaruhi antara agen penyakit, manusia dan lingkungan secara bersama-sama dan keadaan tersebut memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen penyakit untuk menyebabkan hipertensi. Penjelasan keterkaitan antara 3 faktor tersebut sebagai berikut:

A.   Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :

a.    Daya Tahan Tubuh
Penyakit Hipertensi dipengaruhi oleh daya tahan tubuh anusia itu senmdiri. Daya tahan tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Kesibukan yang padat juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.

b.    Genetik/keturunan
Pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.

c.     Umur
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar.
Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.

d.    Jenis Kelamin
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun.

e.    Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:
·         Gaya hidup modern, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
·         Terbiasa untuk memakan makanan yang asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
·         Pola makan yang salah, dan salah dalam memilih makanan. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.

f.     Pekerjaan
Orang yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekan mereka yang pekerjaannya lebih ringan. Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

g.    Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.

B.   Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah :

a.    Faktor Nutrisi
·         Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam, serta kebiasaan memakan makanan yang mengandung banyak garam sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
·         Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
·          Minuman berkafein dan beralkohol. Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
·         Konsumsi Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab Hipertensi, karena mengandung penyedap yang berlebihan.

b.    Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c.    Faktor Biologi
Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.

d.    Faktor Fisik
·         Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
·         Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
·         Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.

C.   Environment (Lingkungan)

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi.
Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengamn daerah pedesaan.


4.   Pencegahan Hipertensi
Menurut Bustan MN (1995) dan Budistio, M. (2001), upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi didasarkan pada perubahan pola makan dan gaya hidup. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi.
·         Penurunan berat badan pada penderita hipertensi yang gemuk melalui perubahan pola makan dan olah raga.
·         Pembatasan intake garam hingga 4 – 6 gram per hari, makanan yang mengandung soda kue, bumbu penyedap dan pengawet makanan.
·         Meningkatkan komsumsi lemak tak jenuh dan mengurangi konsumsi lemak jenuh (daging sapi, kerbau, kambing, babi, susu, keju, dan kelapa).
·         Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan, kuning telur, cumi-cumi, kerang, kepiting, coklat, mentega, dan margarin)
·         Meningkatkan intake makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan (jambu biji, belimbing, jambu bol, kedondong, jeruk, pisang, nangka masak, markisa, dan lain-lain), sayuran (daun bawang, kecipir muda, jamur segar, bawang putih, daun dan kulit melinjo, dan lain-lain), ikan, agar-agar, dan rumput laut)
·         Menghentikan kebiasaan merokok
·         Olah raga teratur
·         Hindari ketegangan mental dan stres





DAFTAR PUSTAKA

http://www.alodokter.com/hipertensi (diakses pada tanggal 20 Maret 2016)
(diakses pada tanggal 20 Maret 2016)
(diakses pada tanggal 20 Maret 2016)
(diakses pada tanggal 20 Maret 2016)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar